Friday, August 10, 2007

Kritik Arya Gunawan terhadap Pernyataan Sikap


Yang mengherankan saya adalah: tak satupun di antara penyusun naskah pernyataan tersebut yang ingat akan fakta penting mengenai pembakaran buku oleh Pram dan Lekra (lihat, misalnya, buku Prahara Budaya yang disusun Taufiq Ismail dan DS Moeljanto). Lebih heran lagi karena di antara nama para penandatangan tercantum pula mereka-mereka yang sangat mustahil lupa pada fakta penting tersebut. Misalnya saja Mas GM, yang notabene adalah salah satu “korban” serangan Pram dan Lekra, juga sejarawan Asvi Warman. Atau jangan-jangan para penandatangan ini tidak membaca draf naskah pernyataan tersebut? Kalau ini yang terjadi, maka situasinya menjadi lebih aneh lagi.

Sebagian kita tentu tahu, belakangan ini Mas GM memang sudah memaafkan kesalahan Pram dan Lekra. Namun bukan berarti fakta sejarah tersebut harus dilupakan. Let us forgive, but not forget. Konteks surat pernyataan tersebut sebetulnya sangat tepat untuk kembali mengingatkan kita semua bahwa jauh sebelum Nurmahmudi dan lain-lain melakukan “kekerasan intelektual” lewat aksi pembakaran buku sejarah, yang tak mencantumkan kata “PKI” itu, PKI sendiri sudah mempelopori gerakan tersebut (mungkin pada masa itu PKI berkaca pada rezim Nazi Hitler lewat aksinya di tahun 1930-an yang dikutip oleh surat pernyataan tersebut).

Tidak tercantumnya perilaku Pram dan Lekra termasuk dalam pengabaian fakta (omission of facts), dan omission of facts dapat mengarah pada kekeliruan dalam pengambilan kesimpulan. Ataukah memang ada mekanisme bawah sadar untuk mengingkari fakta tentang Pram dan Lekra tersebut, dengan setidaknya dua alasan?

Pertama, Pram telah menempati posisi yang begitu tinggi sehingga mengungkit kembali perilakunya membakari buku-buku lawan ideologisnya pada masa itu dapat menggerus posisi terhormatnya. Kedua, jika Pram dijadikan sebagai contoh maka akan tersajilah potret yang lumayan ironis: Nurmahmudi dan lain-lain membakari buku karena terkait dengan hilangnya kata "PKI" dalam buku-buku itu, sedangkan Pram yang pernah dihukum karena disebut-sebut terkait PKI ternyata pernah pula melakukan tindak pembakaran yang sama.

Akhirulkalam, pengabaian fakta Pram dan Lekra tadi lalu pada saat yang sama dengan cepat mengingat perbuatan rezim Nazi Hitler yang jauh secara georafis dan waktu, ibarat pepatah lama kita: semut di seberang laut kelihatan, gajah di pelupuk mata tak tertampak. Atau kita memang takut menepuk air di dulang lantaran tak ingin terpercik muka sendiri?

-- Arya Gunawan


Arya Gunawan seorang warga Depok, dimana buku-buku pelajaran sejarah dibakar, bekerja sebagai staf UNESCO sektor komunikasi dan informasi, pernah bekerja sebagai wartawan Kompas dan BBC London. Arya mengatakan dia simpatisan Partai Keadilan Sejahtera serta memilih Nurmahmudi Ismail dari PKS sebagai walikota Depok. Nurmahmudi ikut membakar buku-buku pelajaran sejarah.

Pernyataan Sikap atas Pembakaran Buku
Pertemuan Pers Melawan Pembakaran Buku
Dukungan Mengalir, Melawan Pembakaran Buku
Arif Harsana dari Vorstand South East Asia Information
Sonny Mumbunan dari Universität Leipzig

4 comments:

Anonymous said...

Itu yang menulis profil Arya dia sendiri atau sampeyan mas Andreas?

andreasharsono said...
This comment has been removed by the author.
andreasharsono said...

Dear Firman,

Perdebatan antara Arya Gunawan dan Linda Christanty terjadi melalui email saya serta list pantau-kontributor. Linda mengirim jawabannya kepada saya. Saya minta izin agar perdebatan ini diumumkan saja. Mereka mengizinkan.

Saya memberi identifikasi kepada setiap peneken pernyataan sikap ini. Beberapa yang cuma pasang nama, apalagi satu kata, tak saya masukkan. Ini penting agar pembaca bisa memiliki informasi, yang sebanyak-banyaknya dari argumen setiap orang. Keterangan untuk Arya juga saya tambahkan.

Arya belakangan mengirim email lagi dan bilang dia memang dulu simpatik pada Nurmahmudi Ismail dan Partai Keadilan Sejahtera. Namun dukungan itu sudah dicabutnya. "I was once his supporter; but no more," kata Arya. Terima kasih.

Anonymous said...

ok mas. thanks for your info.