Wednesday, March 28, 2007

Surat dari Jarar Siahaan


bang andreas,

suratku ini mungkin akan menyita waktu dan pikiran abang. tapi aku tahu abang itu tipe wartawan yang seperti apa; tulisan-tulisan abang yang kubaca selama ini tidak bisa berbohong.

aku jarar siahaan. aku punya satu istri dan tiga anak [walau satu sudah meninggal "karena" idealisme anti-amplopku, tapi dia tetap kuhitung sebagai anakku]. terakhir aku wartawan harian global terbitan medan untuk wilayah balige, kabupaten tobasa, sumut.

sudah 12 tahun aku wartawan, dan tiga tahun di antaranya "kupakai" untuk menyengsarakan anak-istriku. aku pernah redaktur di grup jawa pos di medan, 2001, dan aku mundur karena istriku menuntut cerai [ia tak sanggup lagi harus meminta beras dari mertuanya]. selama jadi redaktur, setiap pertengahan bulan aku pasti meminjam uang dari kawan-kawan di kantor untuk sekadar ongkos menjenguk istriku di kampung. mulai pemred [waktu itu bang choking, salah satu pendiri aji medan], redpel, korlip, para redaktur, reporter kota, petugas layout, fotografer, staf iklan, hingga office-boy pun sudah pernah kupinjam duitnya -- biasanya 50 ribu.

setelah kami ke palembang untuk "mengubah nasib", aku mengundurkan diri dari aji. pada surat pengunduran diri yang kutulis dengan mesin ketik itu kukatakan: "aku tidak sanggup lagi untuk tidak menerima amplop. aku tidak sanggup lagi melihat anakku gibran yang selalu tersenyum lucu walaupun tubuhnya dibalut baju yang sangat sempit dan usang ...."

bang andreas,

selama 12 tahun jadi wartawan media cetak, selama itu pula batinku selalu berontak. setiap meliput, setiap aku pindah media, selalu kutemukan para pembohong. akhirnya aku tak sanggup lagi. pada 20 maret lalu, aku memutuskan untuk tidak lagi terikat dan bekerja di media -- walaupun pemred global sebelumnya menawari aku jadi redaktur. lantas kubikin sebuah blog berita independen: bataknews.

tadi pagi kukirim dua surat terbuka yang kutujukan pada aji, wartawan, dan blogger indonesia. surat ini juga kukirim via email ke majalah tempo, dewan pers, aji indonesia, aji medan, arya gunawan di unesco jakarta, dan kippas medan.

aku menulis surat ini kepada abang karena aku butuh teman. aku selalu kesepian. aku dianggap "gila" di kampungku.

aku tidak ingin abang segera bereaksi membaca surat ini; sebab abang tidak akan bisa mengetahui latar masalahnya -- dan aku tahu, itu jugalah dalam benak abang sekarang. jika abang punya waktu, kumohon abang mau membaca sejumlah tulisanku dan komentar para pembaca blogku soal jurnalisme di bataknews. mudah-mudahan dengan begitu abang bisa lebih memahami.

aku tak tahu apa yang sedang kuharapkan dari abang dengan menulis surat ini. aku hanya merasa tersisih. aku butuh teman.

kuucapkan banyak terima kasih kepada abang.

salam,
jarar siahaan
Jl. SM. Raja 212 Balige, Kabupaten Tobasa, Sumut

2 comments:

Anonymous said...

Teruskan perjuanganmu bang. Saya bersedia membantu jika abang membutuhkan. Teruskan perjuangan. Hasta La Victoria Siempre

Batak Toba said...

terima kasih bang atas dukungannya. beberapa wartawan dan warga masyarakat pun sudah menyampaikan dukungan serupa di blogku. kepada anda semua kuucapkan terima kasih yang tulus. tak lupa juga untuk bang andreas yang telah memberiku dorongan.

semua ini kulakukan karena aku mencintai aji, mencintai pers, mencintai profesi ini.

salam hangat dari balige,
jarar siahaan