Saturday, September 01, 2007

Draft Buku untuk Ford Foundation


Saya menyerahkan draft buku From Sabang to Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism Jumat kemarin kepada Ford Foundation, salah satu sponsor liputan, riset dan penulisannya. Saya dulu memang janji kepada Pratiwi Setianto, manajer Ford Foundation yang menangani book grant ini, mau menyerahkan draft buku pada Agustus 2007.

Sejak Kamis malam, saya print draft buku. Sempat kehabisan kertas HVS A4 sehingga menunggu Jumat pagi untuk beli satu ream. Saya juga sempat kehabisan tinta dua kali. Maklum, printer di rumah, Canon i255, sudah umur empat tahun dan rewel. Bolak-balik mengisi ulang tinta cartridge.

Draft ini belum selesai sepenuhnya. Saya masih membuatnya lebih rapi dan lebih mengalir bersama editor saya, Jim Simon, di Seattle. Ada saja soal referensi, konsistensi, style dan ekonomi kata, yang harus kami rapikan.

Kami juga masih mencari penerbit. Sapariah, isteri saya, membantu meneliti semua referensi dan sumber wawancara. Ada saja buku, esai, laporan atau kolom opini yang belum masuk dalam Notes on Sources. Jim Simon adalah asisten redaktur pelaksana harian Seattle Times. Salah seorang dosennya dulu adalah Prof. Daniel Lev dari Universitas Washington. Jim sukarela jadi editor buku ini.

Alexander Irwan, salah seorang pejabat Ford Foundation, menerima draft tersebut. Cukup tebal dengan cetakan satu spasi, font ukuran 11, total ada sekitar 150 halaman. Alex tanya apa sudah ada penerbit? Saya bilang belum mengingat Equinox, penerbit bahasa Inggris di Jakarta, kini tak menerbitkan buku baru lagi.

Alex usul cari penerbit di New York. Dia bilang jangan terburu-buru menentukan penerbit. Buku ini harus diterbitkan perusahaan bagus. "Ini bisa jadi text book," katanya. Dia minta saya tunggu dan sabar hingga dapat perusahaan bonafide. Saya bilang kini memang lagi mendekati sebuah perusahaan New York. Sidney Jones dari International Crisis Group tahun lalu juga usul saya menerbitkannya di New York.

Namun saya sampaikan juga keinginan agar buku ini beredar luas di kota-kota besar di Asia Tenggara, termasuk Bangkok, Kuala Lumpur, Singapura, Jakarta dan kota-kota besar Pulau Jawa. Saya menulis buku ini dengan bahasa Inggris sederhana. Ia bakal mudah dimengerti oleh pembaca Indonesia. Ini akan juga bisa jadi bahan pelajaran menguasai dan menulis dalam bahasa Inggris.

Ketika pulang ke rumah, perasaan rasanya plong. Jalan masih panjang. Mungkin masih setahun lagi hingga buku ini menyentuh pasar. Saya juga masih harus terus bekerja merapikannya.

Sorenya, Norman dan saya, mencuci mobil bersama-sama guna merayakan penyerahan draft buku. Dia asyik sekali main air dan sabun. "It's a celebration!" katanya. Baju kami basah semua.

Precisely, 85 Locations in Three Years

I travelled from Sabang in Sumatra to Merauke in Papua, from Miangas Island, near Mindanao, to Ndana Island. It is a travelogue, covering dozens of killing fields and trying to understand the failure of Indonesia's nationalism.

Report to the Ford Foundation - 2005
Ford Foundation began to help sponsor this project in 2004 and extended it in late 2005. It is an 18-month sponsorship. I also got supports from some smaller sponsors.

12 comments:

Jennie S. Bev said...

Congratulations, Andreas. I'm proud of you.

Anonymous said...

I'm proud of you too, bung. I hope your book will be publish soon.

-C

Anonymous said...

congrats sir! but still a long waiting ya to read your book.

Rony Zakaria said...

congratulations!

Hardly can wait for the book!

Anonymous said...

Great jobs, Andreas! Aku sudah tidak tahan membacanya. Mudah-mudahan segera ketemu penerbit bagus di US.

Anonymous said...

Banya selamat tamang!

Mudah-mudahan jo tu buku lei bole kaluar di Manado, supaya torang bole iko mo baca Tuang pe buku.

Martin Korengkeng

Anonymous said...

pasti release bgt ya mas perasaannya sekarang?

salut untk mas Andreas, di tengah kesibukannya menulis buku masih aktif menulis di blog, belum lagi melayani untuk wawancara;p (thx 4 d interview;)) wah jadi buat sy semangat nulis lagi niy;p

well done mas Andreas;)

Anonymous said...

Tapi kalau bisa harganya jangan mahal-mahal ya Om..
salah satu klausul yang harus dicamkan penerbit dan distributor adalah harga konsumen bisa terbeli oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

-anton- said...

congrats, mas. ga sabar lagi nunggu bukuknya terbit. tp jangan mahal2 ya. :))

Sulfikar Amir said...

as a student of nationalism, i look fwd to reading your provokingly entitled book. did u try iseas? they have pretty good publisher with wide distribution including north america.

best,
sa

andreasharsono said...

Dengan hormat,

Terima kasih untuk ucapan selamat. Kini saya masih menunggu komentar dari sebuah penerbitan di Copenhagen bila mereka tertarik menerbitkan buku ini. Ini sebuah penerbitan akademis dimana draft dibaca sarjana lain lebih dulu. Proses ini cukup makan waktu. Bila mereka menolaknya, saya harus cari penerbitan lain. Bila mereka menerima, maka saya harus mulai menyesuaikan style dengan mereka. Mulai dari footnote, referensi, penterjemahan judul non-Inggris, cetak miring, cetak tebal dan sebagainya.

ISEAS di Singapura termasuk penerbitan yang juga saya pertimbangkan. Namun saya tak mau submit draft ini ke dua penerbitan sekaligus. Lebih baik satu per satu. Kalau Copenhagen menolak, barulah submit ke perusahaan lain. The New Press di New York, khusus untuk rekan Zulfikar Amir, juga salah satu kemungkinan.

Kini saya baru ngeh, mengapa beberapa kenalan butuh waktu hingga tiga tahun sebelum bukunya terbit? Proses penerbitannya alamak!

Merlyna said...

I have heard from pak Don Emerson that you did finish the book, and had meant to send you an email about it, but I traveled too much and thus this slipped from my mind. Deep apology for being late in congratulating you.

Congratulations! I do look forward to reading it.

p.s. yes... publishing a book is sooo time consuming.