Friday, February 25, 2011

Hadiah dari Seorang Tapol



FILEP KARMA seorang tapol Papua Barat, mengirimkan lukisan dari ballpoint kepada saya. Dia menggambar potret saya dengan bahan dasar sebuah kardus. Alat-alat memang minimal. Namanya juga penjara. Karma biasa bekerja dalam sel sempit di Polda Papua. Sejak 3 Desember 2010, Karma dipindah dari penjara Abepura ke ruang tahanan Polda Papua.

Beberapa organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, Freedom Now, Human Rights Watch, Imparsial dan Kontras, menganggap Filep Karma adalah tahanan politik. Artinya, dia dipenjara karena sikap politik dia. Mereka terus-menerus minta pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono membebaskan Karma tanpa syarat.

Saya pernah membantu Filep Karma agar bisa berobat dan operasi prostate di Jakarta pada Juli 2010. Saya tak sangka sesudah kembali ke penjara Abepura, Jayapura, dia masih mengalami macam-macam kesulitan.

Karma menyatakan aspirasi politik dia dengan cara damai pada 1 Desember 2004. Dia menyatakan Papua Barat perlu merdeka dari negara Indonesia. Keprihatinan dia adalah kemungkinan kebudayaan Melanesia punah bila terus ada dalam administrasi Indonesia. Dia menganggap negara Indonesia bukan administrateur bermutu. Pernyataan tersebut bukan perbuatan kriminal. Namun pengadilan Indonesia menghukum Karma 15 tahun penjara. Dia divonis dengan pasal makar dalam KUHP 106 dan 110.

Saya sudah mempelajari kasus Filep Karma maupun beberapa tapol lain. Pemerintah Indonesia seharusnya membebaskan dia. Bila negara ini negara yang mematuhi konvensi internasional soal hak asasi manusia, Karma seharusnya dibebaskan tanpa syarat dan negara membayar ganti rugi kepada Filep Karma.

Layaknya orang beradab, saya memberikan hadiah lain kepada Filep Karma. Saya kirimkan sebuah antologi saya, 'Agama' Saya Adalah Jurnalisme, kepada keluarga Karma. Mereka biasa bezoek untuk kirim makanan maupun peralatan menggambar sederhana. Saya diberitahu bahwa antologi ini membuat Karma senang. Dia menghabiskan banyak waktu dia dengan menggambar dan membaca buku.

Link Terkait
Belajar dari Filep Karma
Video Pidato 1 Desember 2004

3 comments:

satudinia.blogspot.com said...

Penjara jiwanya ! penjara badannya ! Oleh Indonesia Raya....
Indonesia Raya dimana merdeka
tanahku negeriku semuanya... !!
Bapak Filep tetap berjuang !
Btw, wajah m'andreas di sketsa dr bolpoint itu persis sekali dg foto aslinya..

Ini wartawan poenja blog. said...

Lukisan FK keren. Dengan menggunakan bungkus creakers dia lukis wajah AH. Mirip. Benar kata Didit......Udah kupajang lukisan itu, bersama lukisan FK, di rak buku di rumah.....

Tetap kuat FK. Hanya badan yang di penjara, hanya fisik yang terbelenggu, tapi tidak semangat dan jiwanya...

Ini wartawan poenja blog. said...

Lukisan AH yang dibuat FK sudah mejenk di depan rak buku di rumah.Ia bersama lukisan wajah FK. Keren. Unik, lukisan dibikin di atas kertas bungkus creakers....takjub. Salut.....


Tetap semangat pak FK. Badan memang terpenjara. Fisik memang terbelenggu, tapi tidak semangat dan jiwa!!!!!