Tuesday, July 03, 2007

"But what is the difference between literature and journalism? ... Journalism is unreadable and literature is not read. That is all.

-- Oscar Wilde (1854 - 1900) in The Critic as Artist, 1891

"Literature is the art of writing something that will be read twice; journalism what will be read once."

-- Cyril Connolly (1903 - 1974) in Enemies of Promise, 1938


Daoed and Sri Soelastri Joesoef (duduk di kursi) bersama para peserta kursus Yayasan Pantau, yang datang ke rumah mereka di daerah Kemang guna berdiskusi soal penulisan buku Emak.


Belajar dari Ryszard Kapuscinski
Deskripsi bisa dibuat dengan menggunakan foto-foto lama. Ini trik khas Kapuscinski guna cerita secara kronologis.

Daoed Joesoef Bertutur
Mellyana F. Silalahi cerita kesannya ikut diskusi dengan Daoed Joesoef, seorang sarjana Sorbonne, yang menulis buku Emak, di rumahnya di selatan Jakarta.

Masalah dalam Proyek Seabad Pers Indonesia
Kapan sebenarnya "pers Indonesia" dimulai? Indexpress pimpinan Taufik Rahzen menetapkannya 1907 ketika Tirto Adhi Soerjo menerbitkan Medan Prijaji dengan alasan dia pribumi?

Sisa Kesultanan Banten
Lima ratus tahun lalu, Banten dibandingkan besar dan modernnya dengan Paris. Ia lebih besar dari Sunda Kelapa. Hari ini ia jadi desa nelayan terpencil dan gersang.

Kursus Jurnalisme Sastrawi XII
Mulanya, genre ini diterangkan oleh Tom Wolfe pada 1960an di New England. Muncul bermacam tanggapan, baik yang sinis maupun memuji. Janet Steele dan saya mencoba belajar dari pengalaman itu.

Indonesia: A Lobbying Bonanza
Taufik Kiemas, when his wife Megawati Sukarnoputri was still president, collected political money to hire a Washington firm to lobby for Indonesian weapons. This story is a part of a project called Collateral Damage: Human Rights and US Military Aid

Dari Sabang Sampai Merauke
Sejak Juli 2003, saya berkelana dari Sabang ke Merauke, guna wawancara dan riset buku. Intinya, saya pergi ke tujuh pulau besar, dari Sumatra hingga Papua, plus puluhan pulau kecil macam Miangas, Salibabu, Ternate dan Ndana. Inilah catatan kecil perjalanan tersebut.

Hoakiao dari Jember
Ong Tjie Liang, satu travel writer kelahiran Jember, malang melintang di Asia Tenggara. Dia ada di kamp gerilya Aceh namun juga muncul di Rangoon, bertemu Nobel laureate Aung San Suu Kyi maupun Jose Ramos-Horta.

State Intelligence Agency hired Washington firm
Indonesia's intelligence body used Abdurrahman Wahid’s charitable foundation to hire a Washington lobbying firm to press the U.S. Congress for a full resumption of military assistance to Indonesia. Press Release and Malay version

From the Thames to the Ciliwung
Giant water conglomerates, RWE Thames Water and Suez, took over Jakarta's water company in February 1998. It turns out to be the dirty business of selling clean water.

Media dan Jurnalisme
Saya suka menulis soal media dan jurnalisme. Pernah juga belajar dengan asuhan Bill Kovach dari Universitas Harvard. Ini makin sering sesudah diminta menyunting majalah Pantau.

Bagaimana Cara Belajar Menulis Bahasa Inggris
Bahasa punya punya empat komponen: kosakata, tata bahasa, bunyi dan makna. Belajar bahasa bukan sekedar teknik menterjemahkan kata dan makna. Ini juga terkait soal alih pikiran.

Dewa dari Leuwinanggung
Saya meliput Iwan Fals sejak 1990 ketika dia meluncurkan album Swami. Waktu itu Iwan gelisah dengan rezim Soeharto. Dia membaca selebaran gelap dan buku terlarang. Dia belajar dari W.S. Rendra dan Arief Budiman. Karir Iwan naik terus. Iwan Fals jadi salah satu penyanyi terbesar yang pernah lahir di Pulau Jawa. Lalu anak sulungnya meninggal dunia. Dia terpukul. Bagaimana Iwan Fals bangkit dari kerusuhan jiwa dan menjadi saksi?

No comments: