Thursday, July 19, 2007

Mug Bill Kovach


Pantau lagi membuat sekitar 500 buah mug dengan pesan dari guru jurnalisme Bill Kovach. Pesannya tercetak pada mug bagian luar, "Journalism is the closest thing I have to a religion." Kalimat ini sering diucapkan Kovach bila memberi ceramah atau menerima wartawan di kantornya.

Kalimat ini juga sering dikutip oleh berbagai media. Ia dianggap quotation Bill Kovach. Saya selalu ingat cara dia mengucapkannya. Duduk santai di kursi khas Harvard. Kaki kursi dimiringkan. Lalu dengan suara berat dan parau, dia memberitahu kami bahwa ia percaya kegunaan jurnalisme buat perbaikan mutu masyarakat, “Journalism is the closest thing I have to a religion, because I believe deeply in the role and responsibility the journalists have to the people of a self-governing community.”

Pantau ingin membuat mug dengan kalimat ini sebagai kenang-kenangan bila sedang bikin kursus atau memberi hadiah. Pantau kebetulan cukup sering dikunjungi tamu, entah dari Kuala Lumpur, Kuching, Bangkok, Rangoon, Banda Aceh, Malang, Merauke, Pontianak, New York, Washington DC, Melbourne, Berlin dan sebagainya. Disain ini dibuat oleh Sandy Pauling, seorang mahasiswa Universitas Bina Nusantara di Jakarta.

Sandy Pauling lagi magang di rumah disain H2O di Jakarta. Vera Rosana, art director H2O, adalah orang yang sering menggarap disain Pantau. Kini H2O menggarap disain blocknot, kaos, sampul buku dan mug untuk Pantau. Ada beberapa pilihan disain mug. Kami belum memutuskan mana yang hendak kami pilih. Lucu-lucu sih. Warnanya beda-beda. Namun juga disainnya.

Kovach sendiri adalah mantan kurator Nieman Foundation on Journalism di Universitas Harvard. Dia juga menulis buku The Elements of Journalism bersama Tom Rosenstiel, yang sudah diterjemahkan ke lebih dari 30 bahasa di dunia. Dia juga kerja lebih dari 20 tahun untuk The New York Times. Kini dia pensiun dan tinggal bersama isterinya di Washington DC. Dia juga masih duduk sebagai ketua kehormatan dari Committee of Concerned Journalists. Kovach beberapa kali disebut sebagai "hati nurani" jurnalisme Amerika. Pantau mengundangkan ke Medan, Jakarta, Jogjakarta, Bali dan Surabaya pada Desember 2003.

Anda suka yang mana?

7 comments:

Anonymous said...

mug nomer dua.

Pojok Hablay said...

warna nomor 5, tulisan nomor 3

Fahri Salam said...

nomor dua, menarik ada pita emas di tulisannya itu...tapi semuanya kok menarik ya. Gimana kalo semuanya dibikin? Ha ha ha.. :)

Anonymous said...

Obviously I'm flattered and honored. They're all quite nice, Andreas. I like 1 and 3 best but it's a close race between all five. Everytime I see something you and your colleagues have produced I realize not only how deeply people in Indonesia embrace the values and principles of community but what an exquisite sense of design is resident there.

Bill

djuneidi saripurnawan said...

Saya suka mug warna hitam,dalamnya putih itu, tetapi tulisannya yang terdapat pada mug warna hijau marun/lumut? itu yang diletakkan pada kiri bawah....

Unknown said...

ijo muda...
merangsang mata, menggoda kepala
lalu dilongoklah isi mug nya.
ijonya janan tll tua, tp yg muda saja, jadi cukup seger. kombinasi tulisannya dgn warna putih/kuning/merah hati.
segeeerrrrrrr
hehehehe
warna lainnya mati&tll berat.
saya bayangin buat teh pake mug warna hitam...duh2...males deh mau minum.
udah tehnya item, mugnya apalgi.
terlalu berat&gelap. makanan&minuman layaknya bt ringan pembicaraan kan ?
hehehehe

salam
danu primanto

ado said...

nomer 3