Wednesday, August 05, 2020

Rapid test pertama di apartemen, individu pertama terkena Covid19

Bikin rapid test di apartemen kami diadakan pertama pada 19 Juni 2020 khusus buat lantai dimana ada seorang perempuan meninggal sehari sebelumnya. Kami masih menunggu hasil swab test terhadap jenasah tsb saat rapid test dibikin. 

Ini tindakan berjaga. Belum tentu terkena coronavirus 2019 --biasa disebut Covid19-- tapi apartemen memutuskan pakai prosedur ketat.

Hasilnya, ada empat karyawan yang hasil tes darah menunjukkan ada tingkat antibodi yang menguatirkan. Istilahnya, reaktif.

Mereka semua dirujuk ke puskesmas untuk dilakukan swab test. Hasilnya, tiga orang negatif dan satu orang positif. Kami ketahui antara tiga hari sampai tujuh hari sesudah swab test.

Khusus yang positif dirujuk ke Wisma Atlet untuk dilakukan isolasi. 

Lisna Kurnia, seorang perempuan umur 58 tahun dari Garut, yang baru beberapa hari bekerja di rumah tetangga satu lantai kami, meninggal dunia pada 18 Juni 2020. Jenazahnya ditemukan kaku sekitar pukul 8 di kamarnya. 

Belakangan sesudah ibu Lisna dimakamkan, hasil tes keluar bahwa beliau meninggal bukan karena coronavirus. Kami lega. 

Cukup mengejutkan bahwa ada karyawan positif terpapar coronavirus. Namun kesehatan dia prima. Penghuni apartemen gantian kirim makanan dan minuman ke Wisma Atlet. 

Dia menduga dia terkena virus di Pasar Palmerah karena sehari dia bisa berada di pasar tersebut beberapa kali buat belanja. 

Dugaan tersebut masuk akal karena Pasar Palmerah dikunci total pada 25 April 2020. Pasar tersebut, yang biasanya ramai dan bikin macet, mendadak sunyi sepi. 

Dari hasil tes massal, memang ditemukan puluhan pedagang dan karyawan pasar yang tertular virus. Mereka semua dibawa ke rumah sakit dan isolasi. 

Si karyawan tinggal di Wisma Atlet selama enam minggu ketika dinyatakan sudah negatif dan bisa kembali ke apartemen. 

Saya sempat tanya bagaimana pengalaman tinggal di Wisma Atlet.

"Bosan," katanya. 

No comments: