Saturday, July 18, 2020

Bagaimana cara memperpanjang SIM pada masa pandemi?

Wabah bikin suasana rumit di bidang surat izin mengemudi. Banyak SIM mati sejak Maret karena Covid19. Pelayanan sempat dihentikan.

Antrian dapat nomor sejak pukul 5.
BARU bulan Juni pelayanan SIM dibuka lagi dengan antrian panjang. Celakanya, urusan SIM tak bisa antri online walau diumumkan bisa online. Website sim.korlantas.polri.go.id tak bisa dibuka sama sekali.

Mulanya, saya pakai Google untuk datang ke gerai Korlantas, Gandaria City, hari Kamis pukul 7.50. Tujuannya, mau ambil antrian. Ternyata sudah tak ada karena kuota hanya 100 orang per hari.

Saya ulangi lagi Sabtu ini di Gandaria City, sesudah subuh. Antrian dibuka pukul 5. Saya tiba pukul 5.30 dan dapat nomor 70 dari kuota 100.

Kami semua diminta datang pukul 12 ketika pelayanan dibuka.

Saya datang sebelum pukul 12. Diminta menunggu. Lumayan kuatir lihat orang berkumpul di daerah loket SIM (pengisian formulir dan pemotretan). Ada lebih dari 50 orang berkumpul. Bangku duduk diberi tanda kali, setiap tempat duduk, agar orang tak duduk bersebelahan langsung.

Tempat makan di Gandaria City.
Seorang satpam bilang nomor 70 setidaknya baru dilayani pukul 13. Ada tempat makan, persis sebelah daerah pengurusan lalu lintas. Cukup banyak orang minum kopi dan makan. Saya memutuskan menghindar.

Jadinya, saya jalan-jalan dalam mal. Lumayan teratur. Ada jalur satu arah di seluruh mal. Semua tempat makan juga diberi protokol kesehatan.

Persoalannya, petugas memanggil nomor lewat sound system yang hanya bisa didengar maximal 20 meter dari loket. Saya bolak-balik ke dekat loket untuk periksa giliran. Kuatir juga dengan virus. Siapa tahu?

Loudspeaker tak memadai, orang
tetap berkerumun buat tunggu giliran
.
Oh ya, saya mengisi waktu dengan baca buku Luke Harding Shadow State: Murder, Mayhem, and Russia's Remaking of the West. Saya cukup tenggelam mendalami soal bagaimana Rusia membuat Donald Trump menang pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016. Harding mengupas dengan mendalam. Trump takut pada Vladimir Putin dari Rusia. Trump jadi presiden Amerika Serikat karena bantuan Rusia.

Pukul 14, barulah saya dipanggil buat tes mata. Tidak buta warna. Tidak rabun jauh. Bayar Rp 55 ribu.

Lalu mengisi formulir di loket polisi. Bayar Rp 80 ribu. Saya diberi nomor lagi: 84. Ini nomor buat pemotretan.

Menunggu dua jam lagi. Dapat panggilan sekitar pukul 16.

Saya kaget lihat keempat petugas ini bekerja dalam ruang ukuran 4x5 meter persegi. Mereka bekerja cepat. Namun sama sekali tak ada physical distancing. Saya bukan ahli kesehatan. Saya kuatir lihat ruang sesempit itu buat mereka. Saya berharap mereka sehat selalu bekerja dalam ruang sekecil ini.

Saya segera cuci tangan dan kencing. Baru mengeringkan tangan, loudspeaker memanggil nama saya.

Ini sangat cepat, sekitar 10-15 menit saja. Saya dapat SIM baru.

Dua hari, terakhir tunggu 5 jam.
Total siang ini 5 jam buat menunggu perpanjangan SIM.

Saya ambil hikmahnya bahwa ia berlaku buat lima tahun. Lima jam buat dokumen lima tahun rasanya tak seberapa.

Langsung pulang ke rumah dan mandi keramas.

Hari ini sudah dua kali mandi karena dua kali pula datang ke loket SIM tersebut. Mudah-mudahan protokol kesehatan di Gandaria City cukup baik buat hindari virus corona.

No comments: