Tuesday, March 25, 2008

Norman Menemui Hakim Silalahi


PAGI INI Norman menemui hakim Artha Theresia Silalahi di ruang kerjanya di pengadilan negeri Jakarta Selatan. Heppy Sebayang, kuasa hukum aku, serta aku menemani Norman. Hakim Silalahi minta Sebayang maupun aku tidak bicara.

Dalam bahasa Inggris campur Melayu, Norman menyampaikan keinginannya tinggal di Senayan, bersama aku. Dia bilang jarak sekolah ke Senayan masuk akal buat ditempuhnya. Namun dia kelelahan bila setiap hari harus pergi ke tempat ibunya, Retno Wardani, di Bintaro.

Dia bilang dia punya sakit asma. Kalau bernafas sering macam seruling. Ibunya tak percaya dia asma. Treatment asma lebih baik di Senayan. Norman bilang dia lebih kurang suka dengan Retno karena sering dipaksa.

Hakim Silalahi banyak bertanya, juga dalam bahasa Inggris diselingi Melayu, serta mengingatkan Norman bahwa dia tak boleh membenci ibunya sendiri. Dia bilang Norman terlalu keras kepala.

Isteriku, Sapariah, dan Sri Maryani, pengasuh Norman, ikut menyaksikan pembicaraan ini. Beberapa hakim lain, yang tertarik mendengar Silalahi dan Norman berbincang-bincang dalam bahasa Inggris, juga ikut mendengarkan.

Norman cerita pengalaman di sekolah kemarin ketika Retno minta Norman pergi ke Bintaro. Norman merasa kuatir bertemu Retno di sekolah.

Sesudah pertemuan, Norman, Yani, Sapariah dan aku pergi ke ruang tunggu belakang. Sebayang bicara sendiri dengan hakim Silalahi. Yani bilang dia lihat Retno duduk di ruang tunggu. Mungkin sedang menunggu sidang pengadilan.

Belakangan, Sebayang menemui kami dan usul agar materi "permohonan" pengasuhan Norman, yang dibuat berdasarkan UU Perlindungan Anak, diganti dengan gugatan perdata. Usulan ini dibuat sesudah konsultasi dengan Silalahi. Aku setuju.

Siangnya, Sebayang menyampaikan dalam sidang bahwa kami mencabut "permohonan" pengasuhan Norman. Rombongan kami kembali dulu ke Senayan sambil mampir di toko buku Aksara guna membeli beberapa buku bacaan Norman serta makan siang di restoran fast food McDonald di daerah Kemang. Norman banyak menggerutu soal lamanya proses peradilan. Namun hatinya senang dengan buku-buku baru serta makan empat paha ayam!

No comments: