Sunday, June 12, 2016

Buku "Jurnalisme Sastrawi"


BUKU Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat --editor Budi Setiyono dan saya-- praktis makin sulit ditemukan di berbagai toko buku. Ada dua kali cetakan buku tersebut. Edisi pertama, Oktober 2005 dengan penerbit Yayasan Pantau. Edisi revisi terbit Mei 2008 oleh Kepustakaan Populer Gramedia.

Kami pernah minta Gramedia menerbitkan lagi namun mereka minta kami harus beli 1,500 eksemplar. Saya keberatan. Ini membuat ketersediaan buku tersebut jadi menurun.

Persoalannya, ada saja orang yang menghubungi kami guna mencari buku itu. Ada dosen buat materi kuliah. Ada mahasiswa buat belajar. Ada wartawan buat bacaan. Saya memutuskan menyediakan semua naskah antologi tersebut lewat blog saya.

Saya kini sediakan semua isinya, lewat link ke website Yayasan Pantau, atau blog lain. Total ada delapan naskah dalam antologi tersebut.

Buku Jurnalisme Sastrawi dalam dua edisi: Gramedia 2008 dan Yayasan Pantau 2005. 

Pengantar:
Ibarat Kawan Lama Datang Bercerita
Andreas Harsono (2006)

Sebuah Kegilaan di Simpang Kraft
Sebuah kota kecil Aceh protes terhadap kegiatan mata-mata militer namun diberondong peluru
Chik Rini (2002)

Taufik bin Abdul Halim
Seorang warga Malaysia terlibat kegiatan militer di Ambon dan terorisme di Jakarta
Agus Sopian (2004)

Hikayat Kebo
Sebuah mayat ditemukan hangus bersama gerobaknya di belakang Tower Anggrek Mall, Jakarta
Linda Christanty (2001)

Konflik Nan Tak Kunjung Padam
Bagaimana majalah Tempo mengatasi masalah dan meletakkan budaya perusahaannya?
Coen Husain Pontoh (2002)

Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan
Sebuah batalyon asal Kediri ikut operasi militer di Aceh Barat
Alfian Hamzah (2003)

Koran, Bisnis dan Perang
Jawa Pos punya dua harian di Ambon dengan perbedaan agama Kristen dan Islam
Eriyanto (2002)

Ngak-Ngik-Ngok
Band Koes Bersaudara hadapi kemarahan Presiden Soekarno lantas populer pada masa Orde Baru
Budi Setiyono (2001)

Dari Thames ke Ciliwung
Bagaimana perusahaan air minum Jakarta diswastakan Presiden Suharto pada 1997-1998?
Andreas Harsono (2004)

Kedelapan naskah tersebut terbit antara 2001 dan 2004 bersamaan dengan majalah Pantau. Namun ada satu naskah yang berbeda antara edisi pertama dan edisi revisi.

Pada edisi pertama, naskah saya soal majalah The New Yorker berjudul "Cermin Jakarta, Cermin New York." Pada edisi revisi, naskah saya yang muncul soal privatisasi Perusahaan Air Minum Jaya berjudul "Dari Thames ke Ciliwung." Pertimbangannya, ada naskah dengan tekanan pada bisnis dan ekonomi.

Selamat klik dan baca.








No comments: