Monday, March 15, 2010

Belajar Menulis BP Migas


Selama tiga hari, dua malam, akhir pekan kemarin, saya mengajar 18 karyawan BP Migas belajar menulis di Hotel Novotel, Bogor. BP Migas atau Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas adalah organisasi pemerintah Indonesia. Tugasnya, mengawasi dan mengatur kerja perusahaan-perusahaan minyak dan gas.

BP Migas mengontrak PT Kairos Komunikasi Utama, sebuah perseroan baru, guna mengatur acara ini. Simon Panggabean dari Kairos minta saya mengajar baru seminggu sebelum acara. Mulanya saya enggan karena persiapan mendadak sekali. Belakangan saya senang karena para peserta kebanyakan orang awam dalam jurnalisme namun mereka antusias belajar menulis.

Misalnya, Dessy Anggraini, seorang sekretaris senior, tak menginap di hotel. Dia biarkan kamar hotel tak dipakai. Setiap malam "Mbak Echi" memutuskan pulang ke Jakarta, satu jam naik mobil, bertemu suami, cerita panjang lebar, tidur larut malam. Paginya, Mbak Echi tak pernah terlambat, sudah ada di Novotel. Padahal acara kami biasa selesai pukul 23:00 dan pagi mulai pukul 8:00.


Sebagian peserta Hotel Novotel termasuk Susana Kurniasih, Budi Handoko, Febrian Dama Asmara, Noer Fajhrie Ansyah, Mindarsih, F. Morita Dian Julianti, Koriana Triyuniayanti (Staf Perwakilan Sumatera Bagian Selatan dari Palembang) dan Jonih Rahmat. Simon Panggabean dan dua rekannya dari PT Kairos Komunikasi Utama ikut menemani acara dari awal hingga akhir.

Walau tidak wajib, namun Mbak Echi selalu mengerjakan pekerjaan rumah. Padahal mereka diikutkan workshop karena permintaan BP Migas. Ini beda dengan workshop lain yang biasa saya ampu dimana peserta, mayoritas wartawan dan aktivis, memang ikut workshop karena mereka ingin belajar menulis. Saya kira tak ada yang membahagiakan seorang instruktur macam saya daripada melihat peserta macam Mbak Echi.

Susana Kurniasih, mantan wartawan Suara Pembaruan dan kini Kepala Sub Dinas Komunikasi BP Migas, mengatakan, "Saya senang dan lega, teman-teman bisa merasakan manfaat pelatihan. Mas berhasil menumbuhkan kesadaran bahwa menulis itu perlu dan membangkitkan minat mereka untuk belajar menulis. Sebuah titik awal yang baik untuk pengembangan humas BP Migas."

Saya berharap pelatihan singkat ini berguna untuk mereka. Kami sudah belajar soal dasar jurnalisme, struktur naskah serta perkakas menulis. Mereka perlu berlatih menulis dalam bentuk piramida terbalik, misalnya, siaran pers. Mereka juga perlu menulis surat dengan lebih bertenaga. Saya juga mengajak mereka menghormati wartawan dengan memberikan informasi lengkap dan jujur --tak perlu menyediakan amplop. Ada debat kecil soal bagaimana hadapi wartawan. Saya senang mereka menerima argumentasi saya.

7 comments:

simon said...

Rak Anreas, thanks atas kerjasa dan kesediaan mengajar teman-teman di BP Migas. Next time kita buat pelatihan yang lebih baik. Thanks a lot, pak.

Satria Anandita said...

Keliatannya ini yang pertama kali Mas Andreas ngajar di instansi pemerintah ya?

andreasharsono said...

Kalau Antara tak disebut instansi pemerintah, maka BP Migas memang yang pertama. Namun kalau sekedar diminta bicara satu sesi, saya cukup sering bicara di berbagai instansi pemerintah.

Unknown said...

Saya merasa beruntung bisa mengikuti pelatihan yang sangat menarik ini. banyak manfaat saya dapat.

Tugas wawancara adalah pengalaman baru bagi saya. Menarik!

Matur nuwun sanget, Pak Andreas.

Unknown said...

Banyak manfaat saya dapat. Tugas wawancara adalah pengalaman baru. Menarik! Thanks, Pak Andreas

Taufik Al Mubarak said...

makin banyak nih muridnya ya mas...semakin sering jadi tutor, semakin bertambah pengalaman dan wawasan, karena ada feedback...sukses ya mas

Unknown said...

Belajar menulisnya sebaiknya dibuat online aja pak..