Tuesday, August 19, 2008

Indonesia dan Amerika Sama-Sama "Bermain" di Timika

Radio Netherlands Siaran Indonesia


Temuan-temuan baru terkuak dalam kasus penembakan karyawan Freeport McMoran di Timika tahun 2002. Insiden itu menewaskan dua guru Amerika dan seorang warga Indonesia. Temuan baru itu berupa keterlibatan militer dalam kasus penembakan tersebut. Padahal selama ini Antonius Wamang merupakan terdakwa utama dan telah diganjar penjara seumur hidup di tahun 2006. Apa saja temuan itu dan apa maknanya bagi kelanjutan kasus tersebut? Ikuti wawancara Radio Nederland dengan Andreas Harsono, yang berhasil menemukan bukti-bukti lain kasus tersebut.

Andreas Harsono [AH]: Maknanya kira-kira menunjukan bahwa pengadilan dan penghukuman Antonius Wanang dan kawan-kawan tidak berarti bahwa kasus ini sudah selesai. Laporan kami itu menunjukan ada kejanggalan-kejanggalan terhadap pengadilan Wamang. Di dalam pengadilan jaksa maupun polisi mengatakan Wamang dan kawan-kawan hanya punya tiga senapan. Satu M16, satu SS 1 dan satu mauser dan peluru mereka maksimal hanya 180 butir.

Namun di lokasi kejadian ditemukan 208 selongsong peluru maupun pecahan peluru ya. Artinya ada senapan lain di balik tiga senapan yang dimiliki oleh Wamang dan kawan-kawan. Dari hasil pemeriksaan polisi yang juga dikatakan di pengadilan total 208 selongsong tersebut berasal dari 13 pucuk senapan. Padahal jaksa mengatakan Wamang hanya punya tiga senapan, tetapi selongsongnya menyatakan ada 13 senapan. Jadi 10 itu milik siapa?

Nah itu suatu pertanyaan yang tidak dikejar lebih jauh di pengadilan. Orang bisa mengatakan itu dari peluru Kostrad 515 yang datang di tempat kejadian dan sempat terjadi tembak menembak. Tetapi tetap ada pertanyaan, tembaknya ke arah mana, ke arah mobil? ke arah Wamang? Wamang katanya berada di balik gunung kalau gitu harusnya kan tembaknya ke arah gunung, bukan ke dalam mobil. Nah, hal-hal begini yang kami pertanyakan, selain itu misalnya soal rekonstruksi.

1 comment:

Kang Geri said...

artinya emang PEMERINTAH amerika dan indonesia tak punya niat baik!