Metri Wongso Harsono, ibu saya, meninggal dunia di panti lansia Lawang, kini disemayamkan di Jember, sesudah terkena stroke keenam kali. Dia meninggal dalam usia 82 tahun.
Saya sedang berada di Dubai, Uni Emirat Arab, ikut upacara penghargaan wartawan, Fetisov Journalism Awards, ketika ditelepon adik saya Yohana Harsono dan isteri Sapariah Saturi agar segera balik ke Indonesia. Maka dimulailah perjalanan panjang Dubai-Jakarta-Surabaya-Jember dalam 36 jam.
Ibu saya dikenal dengan beberapa nama: Christina (nama baptis), Tjen Ik Lan (nama lahir, bahasa Mandarin), Tjan Mi Yong (nama versi Melayu sebelum aturan ganti nama masa Orde Baru).
Dia kelahiran Kalisat pada September 1943, sekolah di Jember dan Surabaya, sesudah menikah, dia tinggal di Jember dan Yogyakarta.
Suaminya, Ong Seng Kiat, papa saya, meninggal pada Juli 2013 di Jember. Mereka memiliki enam anak: Andreas (lahir 1965), Debora (1967), kembar Susanna dan Rebeka (1969 dan Susanna meninggal 2024), Heylen (1977) serta Yohana (1979).
Dia memiliki dementia, perlahan-lahan mengalami penurunan daya pikir dan daya ingat, sampai lupa nama sendiri. Pada Januari 2024, terkena stroke besar sampai tak bisa berdiri, harus berada di ranjang.
Di rumah Jember, sebuah perusahaan home care mendampingi dan merawat ibu saya, namun keadaan jadi berbeda sesudah Susanna, yang mendampingi selama tiga dekade, meninggal November 2024. Tak ada lagi anak yang mendampinginya.
Perjalanan hidupnya sudah selesai. Sakit dan ngilu juga berakhir. May she rests in peace.
No comments:
Post a Comment