Tuesday, October 18, 2016

Biografi Ernest Douwes Dekker


Buku bermutu terbitan KITLV 2006 setebal 853 halaman. 
The Lion and the Gadfly adalah biografi E.F.E. Douwes Dekker (1879-1950) karya Paul W. van der Veur. Ia menceritakan DD memperkenalkan nasionalisme Indonesia lewat Indische Party. DD juga dikenal dgn nama Sunda sebagai Danudirja Setiabudi. Di Indonesia, banyak jalan diberi nama Setiabudi. Ia adalah referensi kepada DD.

DD kelahiran Pasuruan dari ayah  Auguste Henri Edouard Douwes Dekker, yang bekerja sebagai broker bank, dan ibu Louisa Margaretha Neumann, campuran Jerman dan Jawa. Dia sekolah di Pasuruan dan Surabaya.

DD dikenal sebagai seorang wartawan dan aktivis, yang kritis terhadap pemerintah Hindia Belanda. DD adalah cucu keponakan dari Eduard Douwes Dekker alias Multatuli, yang menulis novel Max Havelaar. Ini sebuah novel legendaris soal penindasan orang Banten, Jawa dan Sunda pada zaman Hindia Belanda.

Nasionalisme yang diperkenalkan DD tsb kini berubah menjadi nasionalisme yang kaku, yang tak mau memberi ruang kepada keragaman etnik, bahasa dan agama di Indonesia.

Halaman dimana Paul van der Veur bertanya dari mana Pramoedya dapat info bahwa J.C. Pangemanann sebagai mata-mata dalam tubuh Indische Party. 
Menariknya, ada bagian dari buku Paul W. van der Veur ini yang mempersoalkan campur baur fakta dan fiksi dalam Tetralogi Pulau Buru karya Pramoedya Ananta Toer. Ini sebuah bukti lagi dimana karya fiksi Indonesia memanipulasi sejarah. Mungkin karena saya biasa dengan jurnalisme --ranah fakta dan mensucikan fakta-- saya sering kecewa dengan karya-karya fiksi yang melakukan manipulasi terhadap fakta.

No comments: