Thursday, January 15, 2015

Akankah Indonesia ter-Pakistanisasi sehingga menjadi Indonistan?


Pengamat Khawatir Indonesia Jadi “Indonistan”

JAKARTA, ICRP – Menguatnya kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas di tanah air diduga serupa dengan proses yang terjadi di Pakistan. Kondisi tersebut disinggung oleh kedua pembicara dalam diskusi “kekerasan Charlie Hebdo : Antara Kebebasan Pers dan Toleransi Kehidupan Umat Beragama” di Jalan Kemiri, Cikini Jakarta Pusat, Kamis (15/1).

Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo mendesak pemerintah untuk serius menghadapi fenomena penyerangan yang terjadi di Paris terhadap kantor majalah Charlie Hebdo. Menurutnya, Indonesia tengah mengalami gejala yang tidak berbeda jauh dengan di Pakistan.

“Indonesia jangan sampai menjadi Indonistan,” imbuh Andar sembari tersenyum. Indonistan merupakan istilah yang cukup populer di media sosial sebagai bentuk sindiran pada niat kelompok intoleran yang ingin menyeragamkan Indonesia.

Lulusan EHESS Paris ini berharap pemerintah tidak membiarkan terus menerus terjadinya persekusi terhadap minoritas di tanah air.

Hal senada pun dilontarkan peneliti Human Right Watch, Andreas Harsono. “Di Indonesia ada kecenderungan mengarah seperti Pakistanisasi,” ucap Andreas.

Dalam kasus Pakistan, Andreas memaparkan, ada tiga kelompok yang disasar kelompok intoleran. Pertama adalah Ahmadiyah dan Syiah dan mazhab-mazhab lainnya dalam Islam. Modusnya, menurut Andreas, kelompok-kelompok ini dipaksa untuk keluar dari Islam atau kembali membaca syahadat.

“Di tanah air, juga ada kelompok-kelompok yang ingin menjadikan Ahmadiyah agama tersendiri demi menghindari konflik. Tapi, kenyataannya di Pakistan Ahmadiyah tetap menjadi objek kekerasan,” imbuh Andreas.

Sementara itu, kelompok kedua yang bisa dipastikan mengalami kekerasan, lanjut pendiri Yayasan Pantau ini, adalah Kristen. “Sama seperti dengan di Indonesia, di Pakistan, permasalahan izin pembangunan rumah ibadah sering kali dijadikan alasan untuk menghalau adanya warga beragama kristiani,” ujar Andreas.

Yang ketiga, sambung Andreas, adalah para penganut agama tradisional.

Kemiripan adanya gejala yang sama antara Indonesia dan Pakistan, menurut Andreas bukan hal yang ia dan Andar sendiri khawatirkan. Andreas mengakui beberapa peneliti di Pakistan pun cemas dengan kondisi di Indonesia hari ini. Sebagaimana diketahui bersama, kelompok intoleran semakin gencar melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap apa yang mereka anggap “sesat”.

Akankah Indonesia ter-Pakistanisasi sehingga menjadi Indonistan?

No comments: