Tuesday, December 17, 2013

Kembali ke Tanjung Papuma


KEMBALI kami sekeluarga berlibur di Tanjung Papuma, sebuah pantai sekitar 40 kilometer dari Jember. Kami sekeluarga suka dengan pantai ini. Ketika kecil saya sering diajak orang tua berlibur ke Watu Ulo, pantai sebelah Papuma, maupun Papuma, dan sekarang saya suka membawa anak-anak saya ke Papuma.

Kami tak ada acara khusus. Hanya berenang, tracking dalam hutan pinggir pantai, makan ikan bakar, jalan-jalan serta membersihkan sampah-sampah. Saya merasa pantai ini makin hari makin kotor. Jumlah tempat sampah kurang memadai. Namun saya memilih ikut membersihkan sampah daripada sekedar mengeluh.

Hanya tiga hari, dua malam, di Papuma. Kali ini saya bawa rombongan agak besar, termasuk mertua, adik ipar serta keponakan-keponakan. Kami sewa empat kamar di Papuma. Hari pertama hujan deras total. Ada rasa sedih karena ini pertama kali pergi ke Papuma sesudah Papa meninggal Juli 2013. Biasanya, Papuma identik dengan Papa, entah dia mengantar atau menginap.

Ini juga perjalanan seratus persen buat liburan keluarga. Tak ada deadline. Tak ada ritual menulis pagi hari. Tak ada keperluan mencari suasana tenang buat menulis.

Norman, anak sulung saya, kini juga sudah remaja, sebentar lagi masuk kuliah. Tak ada lagi keperluan mengatur dia tidur siang atau tidur awal. Sudah lebih 40 tahun mengunjungi pantai ini. Perjalanan hidup saya selalu diwarnai dengan kepergian ke Papuma. Juga melihat perkembangan pantai ini, dari tempat sepi hingga sekarang dengan puluhan warung ikan bakar dan es kelapa muda.

Matahari terbit di Papuma.

Papuma, Pantai Pasir Putih dan Malikan.

Nelayan pakai jala cari ikan.

Batu karang menuju Watu Ulo.

Jalan bukit antara Papuma dan Watu Ulo.

Gunung Kodok bentuknya mirip kodok.

No comments: