Wednesday, April 02, 2008

Norman Menegaskan soal Tempat Tinggal


SIANG kemarin, Norman mengirim SMS pendek, "Call hp." Aku baru selesai bertemu dengan Eri Sutrisno, mantan pemasaran majalah Pantau, yang hendak pergi ke Washington DC dan New York. Aku pun segera menelepon handphone Norman di sekolah.

Norman langsung bilang ibunya, Retno Wardani, tadi menemuinya saat pelajaran bahasa Prancis. Guru mengizinkan Norman bertemu Retno.

Menurut Norman, Retno hanya ingin bertemu Norman serta bertanya apabila Norman mau "pulang" ke Bintaro. Norman menjawab dia mau tinggal di Senayan, tak mau ke Bintaro.

Retno juga bilang tinggal di Senayan membuat Norman membenci ibunya. Norman membantah. Norman bilang aku membebaskan dia untuk kapan pun mau pergi ke Bintaro. Namun Norman memilih tinggal di Senayan.

Norman menambahkan bahwa tinggal di Senayan membuatnya merasa "calmer" menilai mamanya. Kelak kalau dia merasa ingin pergi ke tempat mamanya, dia akan pergi sendiri. Retno lantas pergi dari sekolah.

Siangnya, ketika aku menjemput Norman dari sekolah, dia cerita sekali lagi pertemuan itu. Retno bersikap baik, tidak memaksa-maksa. Norman menunjukkan lembaran Rp 50,000 dua buah. "These are from her. She said to use this to buy a toy," kata Norman, tertawa. Dia menghitung-hitung jumlah tabungannya sekarang.

Sri Maryani, pengasuh Norman, yang kebetulan pagi ini aku mintai tolong bayar uang bulanan sekolah, tersenyum mendengar cerita ini.

2 comments:

Yati said...

lega saya...

NOrman tenang dan dewasa ya menghadapi mbak retno :d

Ivana menyapa, said...

Sebetulnya saya sering merasa ndak tega mengikuti pengalaman Mas Andreas dan Norman ini. Tapi memang begini kejadiannya. Semoga Norman bisa terus melalui ini semua dengan baik-baik ya, mas.