Sunday, February 11, 2007

Rukmanda

Sebutkan segala penjara
dan itu adalah aku

Sebutkan segala badai
kepahitan pembuangan
kerinduan pada kecapi
kesunyian malam sepi
kenangan pada Priangan
dan kelayuan dari menanti.

Aku yang telah menghitung
rangkaian detik
berpuluh tahun
aku serahkan segala
pada pesta perlawanan
selama ini jiwa remaja
setiap detak nafas nyawaku
dan kala ini juga diminta
aku nyanyikan bangunlah kaum terhina

Aku kini tiada lagi
bersatu dengan bumi tanah air tercinta
tapi lagu aku tamatkan
bersama bintang seminar kelam
dengan debar jantung terakhir
yang melihat fajar bersinar
kelahiran tunas penyambung keremajaanku.

Sebutkan segala penjara
dan itu adalah aku
tapi sebutkan juga kesetiaan
kegairahan dan kepahlawanan
itulah aku!

-- Klara Akustia, 1954

Klara Akustia nama pena A.S. Dharta, penyair Sunda kelahiran 1924, yang meninggal 7 Februari 2007, di Cianjur. Dia sekretaris jenderal pertama Lembaga Kebudayaan Rakyat. Dia dekat dengan Presiden Sukarno maupun novelis Pramoedya Ananta Toer. Ketika Sukarno dan Partai Komunis Indonesia dihancurkan 1965-1966, Dharta ditahan hingga 1978.

4 comments:

Unknown said...

Sungguh puitis...

Kang Geri said...

innalillahi wainnalillahi rojiun, semoga karya-karyanay tetap abadi diantara ketidak abadian jasadnya

Trian Hendro A. said...

bagus, penuh gairah dan semangat.

*semoga amal beliau diterima-NYA

icha said...

Gw baru tahu ada penyair asal Jawa Barat yang dekat dengan Soekarno....politics changes everything