Monday, June 02, 2008

Laskar FPI Umumkan Perang Melawan Ahmadiyah

Laporan Aboeprijadi Santoso mengenai Laskar FPI melawan Ahmadiyah


Panglima apa yang disebut "Komando Laskar Islam" Munarman SH menyatakan Insiden Monas 1 Juni hanya sebuah peringatan dan pemanasan. "Kami siap menjalankan perang!" katanya. Sementara itu AKKBB, yaitu Aliansi Kebangsaan Untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan, yang diserang ratusan anggota Laskar Islam tsb, dalam jumpa pers di Institut Wahid mengumumkan akan melanjutkan dengan aksi yang lebih besar 14 Juni mendatang. Kemarahan kaum muslim radikal menjadi symptom baru yang mengusik demokrasi Indonesia, namun Goenawan Mohamad yang aktif dalam AKKBB menyatakan optimis, republik ini "tak terancam oleh gerombolannya Munarman," katanya.

Munarman SH, mantan Direktur YLBHI Yayasan lembaga Hukum Indonesia YLBHI, menganggap aksi laskarnya hanya membalas kelompok Ahmadiyah yang dibela AKKBB. Dia mengelak bahwa laskarnya melakukan serangan sebelum AKKBB memulai aksi damai.

Kontak fisik
Munarman: Jadi ini kan provokasi ini sebenarnya sudah dilakukan sejak seminggu yang lalu, oleh pihak Ahmadiyah ya. Jadi aksi yang kemarin itu merupakan aksi pendukung Ahmadiyah, mereka mencaci maki Laskar Islam. Jadi kita kemarin itu menghadiri undangan dari pihak AKKBB, itu ada dimuat di Kompas, di koran Tempo. Itu undangan terbuka sifatnya, setelah mendengar AKKBB itu melakukan aksi. Yang menghina kita, yang menyatakan bahwa laskar ini laskar kafir, sehingga ketika dalam jarak yang sangat dekat, kontak fisik itu terjadi.

AKKBB ini demonstrasi pro-Ahmadiyah. Mereka menuduh kita ini anti Pancasila, anti kebersamaan, ingin mengubah, padahal mereka ke mana suaranya. Seharusnya polisi segera membubarkan Ahmadiyah menangkap Ahmad Mubarik karena dia yang mendisain acara kemarin, supaya terjadi kontak fisik.

Informasi yang dikeluarkan oleh Asfinawati, oleh AKKBB, oleh Hendardi, oleh siapa pun juga. LSM-LSM pendukung Ahmadiyah yang tergabung dalam AKKBB, itu pekerjaan saya dulu. Saya tahu persis bagaimana memanipulasi media massa. Saya sudah tobat menggunakan itu. Mereka yang meminta kita dengan serbuan verbal. Minta diserbu. Nggak ada FPI, Komandan Laskar Islam.

Membela Syariat Islam
Di balik itu, Munarman mengakui, itulah ijtihadnya, yaitu mengawali perang demi membela Syariat Islam.

Munarman: Iya dengan segala cara kita akan lakukan. Siapa pun juga yang menghalang-halangi tegaknya syariat Islam. Bahwa kemarin itu baru permulaan, iya! Saya sedang menyiapakan perang jangka panjang. Fisik maupun mental, maupun pikiran semua level, semua fron kita sedang siapkan. Saya tahu soalnya data-datanya ya.

Siapa itu Goenawan Mohamad terima dana dari Yahudi. Iya saya punya, saya katakan itu belum seberapa. Akan ada yang lebih keras kalau tidak ada tindakan apa pun terhadap Ahmadiyah.

Membela hak hidup = membela hak konstitusi
Goenawan Mohamad yang bersama Gus Dur dan banyak tokoh nasional lainnya meminta agar FPI (Front Pembela Islam) yaitu bendera yang digunakan Komando Laskar Islam tadi, mengingatkan bahwa membela hak hidup Ahmadiyah sama dengan membela konstitusi negara.

Goenawan Mohamad [GM]: Ya, kami sudah memperkirakan karena itu kami memberitahu polisi. Masalahnya apakah kami akan menggunakan kekerasan juga itu, soal lain. Kami tahu bahwa akan ada teror. Kalau waktu itu kami adakan perkelahian, itu kan bukan hal yang cocok untuk aksi damai.

Radio Nederland [RN]: Munarman merumuskan insiden kemarin sebagi suatu peringatan kepada gerakan yang membela Ahmadiyah.

GM: Saya kira dia tidak tahu apa yang dia katakan. Membela hak Ahmadiyah untuk hidup adalah bagian dari amanat konstitusi dan Pancasila. Kalau dia memisahkan perjuangan membela Ahmadiyah dengan perjuangan menegakkan Pancasila, dia salah. Tidak berarti bahwa kita hanya memperjuangkan hak Ahmadiyah. Kami memperjuangan hak Hisbut Tahrir untuk hidup di sini.

Dia kan di negeri lain juga dilarang. Tapi di Indonesia dibiarkan karena kami menganggap dia punya hak hidup. Tapi dia punya hak hidup, menikmati hak hidup itu dari perjuangan reformasi, dia menghilangkan hak hidup orang lain. Itu tidak bisa dibiarkan.

Ujian fisik baru
RN: Munarman misalnya mengumumkan ini baru peringatan. Artinya yang berikut adalah perang. Jadi ke mana kita ini?

GM: Ya, kalau dia mengancam perang fisik, memangnya orang lain tidak punya kekuatan fisik? Memangnya hanya Hisbut Tahrir punya pasukan dua ratus ribu? Aliansi ini bisa mengerahkan banyak ribu orang. Kami tidak menggunakan itu karena kami ingin menegakkan hukum. Tapi kalau diserang dan mengajak perang, masa kita harus memberikan pipi kiri kami. Terasa sekali bahwa aparat hukum tidak berdaya. Kalau aparat hukum tidak bisa menjaga keamanan, masyarakat sendiri harus menjaga keamanannya. Dan nanti masing-masing orang mempersenjatai diri.

Walhasil republik ini kini menatap ujian fisik baru, benturan yang makin nyata saja antara semangat kebangsaan yang majemuk, dan minoritas radikal Islam.

6 comments:

Kimi said...

Alamat bakal perang saudara nih. Pemerintah bisa bertindak ga sih?! Kok diem aja! Dodol!

PAUD BAI Fikrul Mustanir said...

Yang Dipegang Munarman, Anggota FPI
HTI-Press—Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) melakukan fitnah yang kejam terhadap Munarman SH. Mereka menyebar foto yang menggambarkan seolah-olah Munarman mencekik anggota mereka. Fakta ternyata lain. Orang yang seolah dicekik itu ternyata adalah anggota FPI bernama Ponco alias Ucok Nasrullah. Munarman melakukan itu justru untuk mencegah Ponco agar tidak melakukan aksi anarkis.
Fakta ini terungkap dalam jumpa pers di Markas FPI Petamburan Jakarta Barat, pagi ini. Ponco pun hadir dalam jumpa pers itu dengan pakaian yang sama persis digunakan seperti terekam di foto.
Karena itu, Munarman meminta Goenawan Moehammad dan Wahid Institut segera meminta maaf atas fitnah tersebut. Sebab foto-foto itu telah disebarluaskan oleh mereka dan dimuat di Harian Indopos, detikcom, dan Koran tempo. Bila dalam waktu 1×24 jam tidak meminta maaf, pihaknya akan mengambil tindakan hukum. (emje)

Ray Rizaldy said...

ummm, YLBHI itu bukannya Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ya?

Anonymous said...

Walhasil republik ini kini menatap ujian fisik baru, benturan yang makin nyata saja antara semangat kebangsaan yang majemuk, dan minoritas radikal Islam.


Dah lama jadi mayoritas, lu masih aj bilang minoritas...

Journalism and Democration said...

Ya, walaupun terjadi kerusuhan saya berpendapat masih ada keberuntungan. Coba saja, seandainya saat kejadian, masih ada massa dan pimpinan PDIP di monas, tentu saja bisa menimbulkan kerusuhan yang berimplikasi tidak hanya pada aspek agama, namun juga sapek politik yang cukup besar. Niat PDIP untuk merangkul Islam hancur sudah, dan sudah hampir dipastikan FPI akan langsuk dibubarkan mengingat PDIP memiliki suara cukup besar di parlemen

Unknown said...

FPI belum bubar kok, dan terkesan membela semua tindakannya. yang rugi adalah citra islam sendiri, sebenarnya dikalangan bawah gak pernah ada masalah soal agama, islam gak seperti itu krn aku dari kecil hidup dilingkungan yg 99% islam sementara aku kristen, dan lebaran adalah saat yg paling aku nantikan krn bisa silaturahmi ketetanggaku, tapi sayang ketika islam dibawa ke ranah politik semua jadi kacau, FPI tidak berhak memakai dan bilang semua itu kehendak orang islam..mau memperjuangkan syariat islam lagi, gimana nasib yg non muslim, apa kami warga kelas II kayak napi aja, pk kelas..