Friday, August 28, 2020

Penghargaan Oktovianus Pogau 2020



mantan Ketua Dewan Pers, direktur eksekutif Lembaga Pers Dr. Soetomo, dan 
redaktur pelaksana harian Indonesia Raya

Pemberian Penghargaan Oktovianus Pogau untuk keberanian dalam jurnalisme dilakukan secara virtual hari ini dengan Atmakusumah Astraatmadja memberikan sambutan.


Seandainya pada hari ini, Jumat 28 Agustus 2020, sempat berkunjung ke Medan, saya akan senang sekali bila dapat berdiskusi dengan Rektor Universitas Sumatera Utara Runtung Sitepu, mengapa ia menolak penampilan cerita pendek mengenai tekanan batin yang diderita kalangan LGBT dalam siaran Suara USU, media komunikasi massa online kampus yang dikelola oleh para mahasiswa di universitas tersebut, pada edisi 12 Maret 2019. Malahan, pada bulan Maret itu pula, Rektor memberhentikan seluruh pengelola media massa ini, bukan hanya pemimpin redaksi sebagai penanggung jawab utama bagi isi atau konten siaran itu.

Gugatan hukum oleh para pengasuh Suara USU terhadap pemberhentian mereka di Pengadilan Tata Usaha Negara di Medan ditolak oleh hakim dengan pertimbangan bahwa persoalan ini merupakan otonomi kampus. Agaknya Pengadilan tidak mensejajarkan media massa kampus atau media massa mahasiswa dengan media pers, melainkan dengan media hubungan masyarakat. Isi dan tujuan media humas ditetapkan oleh lembaga atau perusahaan yang menjadikan media itu sebagai corong pihak penerbit, bukan terutama mewakili kepentingan publik seperti yang menjadi tujuan media pers.

Yang menyedihkan adalah bahwa karya yang demikian kreatif ikut lenyap dari pengamatan para peminat masalah LGBT untuk dapat melanjutkan diskusi mengenai isu yang kontroversial ini.

Walaupun cerita pendek karya Yael Stefany Sinaga yang disiarkan oleh Suara USU, berjudul “Ketika Semua Menolak Kehadiran Diriku Didekatnya,” hanya sebuah karya fiktif, akan tetapi struktur dan bahasa yang digunakannya terasa seperti karya jurnalistik sastrawi yang faktual. Mungkin ada di kalangan media pers umum dari media arus utama (mainstream) yang berminat melanjutkan pembahasan tentang isu LGBT dengan mengutip cerita pendek ini dan dilengkapi dengan tulisan opini yang mendalam.

Upaya Yayasan Pantau, yang dipimpin oleh Andreas Harsono, untuk memberikan Penghargaan Oktovianus Pogau 2020 bagi keberanian para pengasuh Suara USU dalam jurnalisme untuk mengembangkan kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat patut dihargai. Anugerah ini diserahkan kepada Yael Stefany Sinaga, pemimpin umum, dan Widiya Hastuti, pemimpin redaksi media massa online kampus itu yang pernah terbit sebagai media massa cetak.

No comments: