Laporan "Murder at Mile 63" ditulis bersama S. Eben Kirksey, satu mahasiswa Ph.D dari UC Santa Cruz, California. Eben melakukan riset dan interview selama 17 bulan di Timika dan Jayapura. Naskah ini intinya mempertanyakan kejanggalan-kejanggalan dalam proses penangkapan, pengadilan dan penghukuman Antonius Wamang dan kawan-kawan. Mereka dituduh membunuh tiga orang guru sekolah Freeport di dekat Timika. Kini Wamang dan lima rekannya dipenjara di lembaga pemasyarakatan Cipinang, Jakarta. Saya senang bekerja dengan Eben. Dia seorang anak muda yang penuh antusiasisme.

Naskah Jakarta Post sepanjang dua halaman penuh broadsheet. Jakarta Post hanya pernah sekali saja memuat naskah penuh dua halaman. Naskah itu ditulis Adam Ellick soal tsunami di Aceh. Ini baru kedua kalinya Jakarta Post memuat naskah dua halaman penuh. Redaktur pelaksana Ati Nurbaiti membawa naskah ini ke sidang redaksi Jakarta Post. Rapat akhirnya menyediakan tempat dua halaman. Hari Rabu kemarin, saya melakukan proof read naskah itu bersama redaktur edisi Minggu Jim Read. Saya senang kerja dengan Jim. Ini orang Inggris yang bicaranya pelan. Orangnya sopan. Dia sempat tanya siapa yang bakal marah dengan terbitnya naskah ini?
Saya mengutip pendapat satu profesor Indonesianis dari Amerika Serikat. Dia bilang Federal Bureau of Investigation (FBI) kemungkinan akan mendapat malu besar dengan terbitnya naskah "Murder at Mile 63" itu. FBI selalu membanggakan diri mereka sebagai independen dari rezim siapa pun yang memerintah Amerika. Naskah itu membuktikan bagaimana FBI tak bersikap independen terhadap pemerintahan George W. Bush.
Sejak mulai sering menulis panjang, saya jarang bisa menerbitkan naskah dalam waktu berdekatan. Paling maksimal, sekitar tiga bulan jaraknya. Itupun kebanyakan di media luar Indonesia. Media Jakarta mayoritas hanya menerbitkan naskah-naskah pendek. Mereka jarang mau menganggap masyarakat juga butuh naskah panjang. Minggu ini, dua naskah saya terbit hampir bersamaan, Kamis dan Minggu, di dua media Jakarta. Ini minggu yang sungguh unik dalam karir kewartawanan saya.
4 comments:
Hoakiao dari Jember merupakan naskah yang sangat indah dan penuh makna.
Saya senang naskah tersebut bisa terbit di media di Indonesia.
Saya sangat terinspirasi dari naskah tersebut.
hanya media bermutu yang memerhatikan tulisan2 panjang dan investigatif. dan baru sedikit media macam itu di Indonesia. semoga dari jumlah itu makin bertambah. Selamat, Mas Andreas! saya makin terinspirasi.
saya terhenyak baca endingnya..
"damn!"
sebagai koresponden gatra di bandung, naskah di ragam memang sudah menjadi santapan lain, di luar kepenatan membaca berita sendiri.
mas andreas, saya boleh minta tolong gak? mas andreas punya profile Gatra gak? all about Gatra: siapa, apa, bagaimana, visi misi dsb. Saya sudah serach di internet - dengan berbagai kata kunci termasuk memasukkan PT EMI, tapi tidak menemukan yang saya butuhkan.
Please respond ya mas andreas to my e-mail: dealq_2@yahoo.com
thx a lot
Post a Comment