Friday, February 04, 2022

Rumah sakit Lawang

Susanna Harsono, adik saya, kembali masuk ke rumah sakit jiwa Lawang. Hari ini dia diantar mama dan saudara kembarnya Rebeka dari Jember. Ada rujukan dari rumah sakit Jember agar ke Lawang. 

Susan punya schizophrenia paranoid sejak umur 23 tahun. Bila ada ketegangan, wahamnya kambuh dan merasa terancam. Dia lantas bikin repot. Biasanya dia tinggal di rumah sakit selama dua sampai tiga minggu. Dia sudah berobat selama 30 tahun lebih.

Menurut Metri Harsono, mama kami, Susan pernah bangun pagi, cuci miring, pipa ledeng bocor. Dia lantas menggedor pintu tetangga, mau pinjam kunci Inggris, hendak perbaiki ledeng. Ini tentu mengganggu tetangga. 

Rebeka baru pertama kali datang ke rumah sakit ini. Rebeka juga ada kondisi kejiwaan, pernah juga dirawat di rumah sakit Grogol, Jakarta. 

Di Lawang, dia kagum. Dia mengirim pesan, "Jendela kolonial, bangunannya semua sejuk, tinggi gede kamar dan jendelanya." 

Saya sudah beberapa kali antar Susanna, maupun Rebeka, ke rumah sakit. Saya juga pernah tinggal di Lawang pada 1981-1982, dekat dari rumah sakit, ketika mulai sekolah di SMAK Sint Albertus Malang. Institusi ini salah satu rumah sakit jiwa terbaik di Indonesia.

No comments: