Sunday, February 16, 2014

Stasiun Tigaraksa di Tangerang


STASIUN Tigaraksa termasuk stasiun istimewa di pinggiran Jakarta. Ia dilayani oleh tiga jenis kereta api: ekonomi, commuter line (kereta api listrik) maupun ekspres yang hanya berhenti di Rangkasbitung, Tigaraksa dan Tanah Abang. Ini membuatnya jadi pilihan menarik buat siapa pun yang memerlukan perumahan murah di luar Jakarta.

Siti Nurrofiqoh di Bangkit.
Di Tigaraksa, saya berkunjung ke rumah Siti Nurrofiqoh, ketua Serikat Buruh Bangkit di Tangerang. Kami berkenalan 20 tahun lalu, pada akhir 1993 ketika saya bekerja buat harian Jakarta Post, meliput sebuah demonstrasi buruh PT Duta Busana Danastri di Jakarta. Dia memimpin demonstrasi tsb. Perusahaan ini adalah kontraktor jeans Levi's Strauss dari San Francisco. Ia awal mula dari perkawanan kami. Saya meliput demonstrasi tsb habis-habisan sampai saya diminta berhenti meliputnya oleh redaktur pelaksana.

Kini Siti Nurrofiqoh cerita bagaimana serikat buruh tsb membantu ribuan buruh di Tangerang. Ceritanya, macam-macam urusan dgn manajer pabrik, personalia, politisi, birokrat, jawara, ustad, preman dst. Dia juga cerita bagaimana sebagai seorang perempuan, dia harus bikin siasat macam-macam buat mengatasi diskriminasi.

Siti Nurrofiqoh beli rumah di Tigaraksa sekitar dua tahun lalu. Mula-mula hanya ada kereta api ekonomi di stasiun Tigaraksa. Namun mereka beruntung dengan kedatangan kereta Banten Express, Rangkas Jaya mupun Kalimaya Express. Belakangan juga ada commuter line yang berhenti di setiap stasiun antara Maya sampai Tanah Abang.

Jadwal kereta api non-commuter line di stasiun Tigaraksa. Saya potret di dinding stasiun.
Namun stasiun Tigaraksa menarik perhatian saya karena ia adalah stasiun kecil dimana semua kereta berhenti. Dari jenis ekonomi dimana para pedagang mengangkat berbagai barang mereka, sumpeg berdesak-desakan, sampai tipe ekspres seharga Rp 15,000, yang lega dan cepat. Kereta ekspres hanya perlu satu jam dari Tigaraksa ke Tanah Abang.

Beberapa penumpang bangga cerita pada saya bahwa semua kereta berhenti di Tigaraksa karena mereka dianggap disiplin bayar kereta. Mereka tak suka naik gratisan. Pendapatan dari stasiun Tigaraksa dianggap layak. Ini membuat mereka minta PT Kereta Api agar melayani Tigaraksa dengan berhenti di Tigaraksa. Permintaan tersebut ditanggapi dengan positif oleh PT Kereta Api.

Jadwal commuter line Tigaraksa-Tanahabang yang saya potret dari loket stasiun Tigaraksa. 
Hari ini saya sempat naik commuter line paling akhir dari Tigaraksa menuju stasiun Palmerah, Jakarta. Celakanya, ia terlambat hampir satu jam. Menurut papan pengumuman, ia seharusnya berangkat pukul 20.46 dari Tigaraksa. Namun saya baru berangkat pukul 21.35.

No comments: