Wednesday, March 13, 2013

Perpustakaan Harry Potter


SAYA dapat kesempatan diskusi di Council for Foreign Relations, sebuah think tank di New York. Isinya, serius banget, soal demokrasi, kebebasan beragama, hubungan antar iman serta perubahan, cepat atau pelan, dalam hubungan antar agama. Saking serius ada peserta mengantuk.

Saya sendiri lebih tertarik dengan disain ruang diskusi. Saya merasa seakan-akan diajak masuk perpustakaan Harry Potter. Maksud saya ... macam sekolah para penyihir bernama Hogwarts dalam film dengan dasar novel J.K. Rowling. Mulai dari panel kayu mahoni berwarna coklat gelap hingga lampu kristal, warna kuning terang. Meja kayu melingkar. Botol minuman warna hijau tua.

Perpustakaan ini terletak dalam ruangan Council for Foreign Relations. Ia didirikan pada 1921 di New York sebagai tempat membicarakan urusan internasional. Nama gedungnya, Harold Pratt House di 58 East 68th Street.

Dari luar, Harold Pratt House terlihat sederhana. Saya kaget ketika masuk ke dalam. Karpet bersih, semua bersih, walau dengan perabot macam abad pertengahan. Mungkin muka saya ibarat muka Harry Potter dalam serial pertama film J.K. Rowling ketika Potter dan kawan-kawan pertama kali masuk ke Hogwarts. Bingung. Kagum. Segan. Saya juga heran kenapa diskusi tak boleh pakai layar proyektor, internet maupun loudspeaker?

Kenalan saya, novelis Sari Safitri Mohan, menggambil beberapa gambar ... perpustakaan Harry Potter.


No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.