Wednesday, September 21, 2011

Rumah Pengampon


©Andreas Harsono

RUMAH
Pengampon di Surabaya terlihat terawat. Aku mengunjungi rumah ini serta berbincang dengan penyewa. Dia seorang single mother dengan tiga anak. Dia mengatakan dia satu-satunya orang Jawa di kampung yang mayoritas penghuni orang Madura dan Tionghoa.

Aku senang lihat rumah ini dipelihara. Ongkos sewa memang murah. Hanya Rp 1 juta untuk setahun. Aku kira lebih penting ia dipelihara dengan rapi serta tidak diubah arsitektur. Rumah ini milik keluarga kami. Ketika kecil aku sering menginap di rumah ini. Dulunya, ia dipakai papaku ketika papa masih bujangan pada 1950an dan 1960an.

©Andreas Harsono

Belum tahu akan digunakan untuk apa rumah ini. Keluargaku tak ada satu pun yang tinggal di Surabaya. Pernah terpikir untuk digunakan untuk kegiatan sosial. Sebagai anak tertua dalam keluarga, rumah ini jadi tangungjawab aku. Aku akan mencurahkan waktu untuk aktivisme di Surabaya.

Rumah ini aku duga didirikan pada abad XIX. Ia rumah kecil. Zaman Hindia Belanda, Pengampon adalah kampung para buruh pelabuhan. Mereka kebanyakan orang Madura dan Tionghoa. Rumah-rumah kecil. Hanya dua kamar. Tembok kokoh sekali.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.