Tuesday, November 28, 2006

Kursus Narasi Angkatan I


Yayasan Pantau membuka kursus baru bernama “Narasi.” Ia dirancang untuk orang yang ingin belajar menulis panjang. Namun bukan sekadar panjang. Ia juga memikat sekaligus mendalam. Kursus ini cocok untuk orang yang berminat menulis esai atau buku. Pendekatannya pada materi nonfiksi.

Kursus diadakan selama 16 sesi dengan frekuensi mingguan, petang hari (pukul 19.00-21.00). Mingguan ini dirancang agar peserta punya waktu mengendapkan materi belajar, mengerjakan pekerjaan rumah serta membaca. Jumlah peserta maksimal 20 orang agar ada waktu diskusi. Kursus ini ditekankan pada banyak latihan.

Tugas akhirnya berupa penulisan sebuah narasi 5.000-7.500 kata. Ia dilakukan sesudah peserta berlatih melakukan riset, liputan, wawancara dan menulis. Jumlah kata sekadar pegangan saja. Ia bisa lebih panjang lagi.

Peserta akan membaca dan membicarakan karya-karya Joseph Mitchell, Truman Capote, John Hersey, Ryszard Kapuscinski serta menonton film “Black Hawk Down” karya Mark Bowden.


INSTRUKTUR

Andreas Harsono wartawan Jakarta yang pernah bekerja di harian The Nation (Bangkok), The Star (Kuala Lumpur) dan majalah Pantau (Jakarta). Ia menang beberapa penghargaan internasional antara lain The Correspondent of the Year dari The American Reporter (1997) serta Nieman Fellowship dari Universitas Harvard (1999-2000). Dia co-editor buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat (2005). Kini ia sedang menyelesaikan buku From Sabang to Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism sebagai sebuah political travelogue. Weblog www.andreasharsono.blogspot.com

Budi Setiyono wartawan Jakarta, pernah bekerja untuk Suara Merdeka (Semarang) dan majalah Pantau (Jakarta). Ia jadi co-editor buku Revolusi Belum Selesai, yang berisi kumpulan pidato politik Presiden Soekarno, Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat dan sejumlah buku lainnya.


SYARAT DAN BIAYA

Peserta terbiasa dengan dunia tulis-menulis. Entah menulis di blog, makalah, buku harian atau media. Mereka juga terbiasa melakukan riset dan akrab dengan internet. Latar belakang bisa dari berbagai disiplin ilmu, minat atau profesi. Bisa aktivis, wartawan, dokter, arsitek, pengacara, mahasiswa, dan sebagainya. Peserta juga wajib lancar membaca naskah dalam bahasa Inggris karena banyak materi kursus dari bahasa Inggris.

Peserta dikenakan biaya Rp 4 juta. Bila ada peserta dari luar Jakarta, Pantau bisa membantu mencarikan pemondokan atau magang.


SILABUS

Sebelum memasuki hari pertama, sebaiknya Anda sudah membaca Resensi buku “Sembilan Elemen Jurnalisme” oleh Andreas Harsono (kalau tertarik baca bukunya The Elements of Journalism atau versi Indonesia Sembilan Elemen Jurnalisme)

HARI PERTAMA (28 November 2006)
Perkenalan, pembicaraan silabus dan diskusi soal jurnalisme dasar, isu tentang “objektivitas” wartawan dengan membahas “Sembilan Elemen Jurnalisme” dari Bill Kovach dan Tom Rosenstiel serta membandingkannya dengan praktik jurnalisme di Jakarta a.l. byline, firewall, advertorial. [Andreas Harsono dan Budi Setiyono]

Pekerjaan rumah: bacalah “Kegusaran Tom Wolfe” oleh Septiawan Santana Kurnia; “Ibarat Kawan Lama Datang Bercerita” oleh Andreas Harsono; edisi jurnal Nieman Reports tentang narrative journalism.

HARI KEDUA (5 Desember 2006)
Diskusi soal jurnalisme sastrawi, bagaimana Tom Wolfe memulai gerakan ini di Amerika Serikat pada 1960-an dan bagaimana suratkabar-suratkabar Amerika mengambil elemen-elemen genre ini. Diskusi tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan reportase, membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, kriteria dari gerakan “literary journalism.” [Andreas Harsono]

Pekerjaan rumah: bacalah “Hiroshima” oleh John Hersey dan “Menyusuri Jejak John ‘Hiroshima’ Hersey”oleh Bimo Nugroho.

HARI KETIGA (12 Desember 2006)
Diskusi soal struktur dengan contoh “Hiroshima” karya John Hersey. Ini sebuah karya klasik, dimuat majalah The New Yorker pada Agustus 1946, yang pernah dipilih sebuah panel wartawan dan akademisi Universitas Columbia sebagai naskah terbaik jurnalisme Amerika pada abad XX. [Budi Setiyono]

Pekerjaan rumah: bacalah “Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan” karya Alfian Hamzah.

HARI KEEMPAT (19 Desember 2006)
Diskusi soal deskripsi dan dialog dengan melihat “Kejarlah Daku Kau Sekolahkan”. [Budi Setiyono]

Pekerjaan rumah: siapkanlah ide untuk liputan panjang, yang bisa dikerjakan selama liburan panjang (Natal dan tahun baru). Perbanyak riset dan wawancara background untuk memperkuat ide liputan. Tuangkan ide Anda dalam sebuah outline yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Sebagai catatan, ide liputan ini bisa dipakai untuk setiap tugas dalam tiap sesi.

HARI KELIMA (9 Januari 2007)
Diskusi soal persiapan liputan panjang. Ide cerita setiap peserta akan dibahas bersama-sama. Baik dari kebaruan ide maupun cara kerjanya? Setiap peserta akan presentasi ide buat tugas akhirnya. [Andreas Harsono]

Pekerjaan rumah: bacalah “Republik Indonesia Kilometer Nol” karya Andreas Harsono

HARI KEENAM (16 Januari 2007)
Diskusi soal struktur karangan dengan melihat “Republik Indonesia Kilometer Nol” serta makna bahasa Melayu dalam bangunan sosial Indonesia. Soal feature, penciptaan adegan, penggunaan dialog juga akan dibahas. [Andreas Harsono]

Pekerjaan rumah: “Republik Indonesia Kilometer Nol” karya Andreas Harsono dan buatlah sebuah narasi pendek, satu halaman, dengan gaya orang pertama ("saya" atau “aku” atau “kita”) untuk menggambarkan sebuah ide dengan adegan. Referensi buku biasanya membantu argumentasi sebuah ide.

HARI KETUJUH (23 Januari 2007)
Diskusi soal bagaimana mengawinkan analisis dan cerita perjalanan. Pembahasan tugas juga dilakukan. [Andreas Harsono]

Pekerjaan rumah: bacalah “The Soccer War” karya Ryszard Kapuscinski dan “Blood and Belonging” karya Michael Iguaties

HARI KEDELAPAN (30 Januari 2007)
Diskusi soal bagaimana mengawinkan analisis dan cerita. [Andreas Harsono]

Pekerjaan rumah: bacalah “Black Hawk Down” karya Mark Bowden.

HARI KESEMBILAN (6 Februari 2007)
Nonton dan diskusi film Black Hawk Down [Budi Setiyono]

Pekerjaan rumah: “Ngak Ngik Ngok” karya Budi Setiyono dan buku ”Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat” karya Cindy Adams.

HARI KESEPULUH (13 Februari 2007)
Diskusi soal bagaimana membuat cerita sejarah, biografi, dengan mengawinkan data sejarah dan cerita [Budi Setiyono]

Pekerjaan rumah: “Frank Sinatra Kena Salesma” karya Gay Talese, dan ”Ini Sebuah Kehormatan” karya Jimmy Breslin, “Ali Kini” karya Cal Fussman.

HARI KESEBELAS (20 Februari 2007)
Diskusi soal penokohan dan sudut pandang; bagaimana mengembangkan tokoh serta menampilkan cerita dari suatu sudut pandang. [Budi Setiyono]

HARI KEDUABELAS (27 Februari 2007)
Teknik wawancara dengan melihat teknik-teknik yang dikembangkan oleh International Center for Journalists. [Budi Setiyono]

Pekerjaan rumah: “Humor Mahasiswa” oleh James Danandjaja; “Mati Ketawa Cara Daripada Soeharto” (anonim - penerbitan bawah tanah), dan “Humor Jurnalistik” oleh Mahbub Djunaidi. Bikinlah satu humor yang nonfiksi.

HARI KETIGABELAS (6 Maret 2007)
Diskusi soal memasukkan humor dalam karangan. [Budi Setiyono]**

Pekerjaan rumah: bacalah “Semangkin Dikangeni: Pocapan Umar Kayak dalam KR” oleh Jennifer Lindsay; Benedict Anderson dalam kata pengantar buku “Indonesia dalam Api dan Bara.”

HARI KEEMPATBELAS (13 Maret 2007)
Diskusi soal bahasa dan bangsa serta bagaimana melihat isu itu dalam kepenulisan di Jakarta. [Budi Setiyono]**

Pekerjaan rumah: Persiapkan liputan panjang Anda.

HARI KELIMABELAS (20 Maret 2007)
Diskusi soal perkembangan liputan panjang yang sedang dikerjakan. [Budi Setiyono]**

HARI KEENAMBELAS (27 Maret 2007)
Warna sari, tanya jawab. Penutupan. [Andreas Harsono dan Budi Setiyono]


* Catatan: Akan diadakan satu sesi di luar kelas. Waktu dan tempat didiskusikan bersama. Setiap saat peserta juga mendiskusikan liputan yang sedang dikerjakan melalui mailing-list.

** Pembicara tamu: Raymond Bonner dan Jane Perlez (dalam konfirmasi). Kemungkinan pembicara tamu lain sangat dimungkinkan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.