Tuesday, June 20, 2006

Workshop Universitas Indonesia

Program Pascasarjana Komunikasi, Salemba, Senin-Jumat, 3-7 Juli 2006


Jumlah peserta dibatasi 15 orang agar waktu diskusi dan pekerjaan rumah memadai. Peserta mahasiswa pascasarjana komunikasi Universitas Indonesia.

HARI PERTAMA 10:00-12:00 dan 13:00-15:00
Pembukaan: perkenalan, pembicaraan silabus dan diskusi soal jurnalisme dasar, isu tentang “objektifitas” wartawan dengan membahas “Sembilan Elemen Jurnalisme” dari Bill Kovach dan Tom Rosenstiel serta membandingkannya dengan praktek jurnalisme di Jakarta a.l. byline, firewall, advertorial.

Bacaan: Resensi buku “Sembilan Elemen Jurnalisme” oleh Andreas Harsono (kalau tertarik baca bukunya The Elements of Journalism atau versi Indonesia Sembilan Elemen Jurnalisme)

Pekerjaan rumah: Bacalah “Kegusaran Tom Wolfe” oleh Septiawan Santana Kurnia; “Ibarat Kawan Lama Datang Bercerita” oleh Andreas Harsono. ; “A Boy Who Was Like a Flower’’ oleh Anthony Shadid.

HARI KEDUA
SESI 10:00-12:00
Diskusi soal jurnalisme sastrawi, bagaimana Tom Wolfe memulai gerakan ini di Amerika Serikat pada 1960-an dan bagaimana suratkabar-suratkabar Amerika mengambil elemen-elemen genre ini. Diskusi tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan reportase, membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, kriteria dari gerakan “literary journalism.”

Bacaan: “Kegusaran Tom Wolfe” oleh Septiawan Santana Kurnia; “Ibarat Kawan Lama Datang Bercerita” oleh Andreas Harsono; “A Boy Who Was Like a Flower’’ oleh Anthony Shadid.

SESI 13:00-15:00
Diskusi soal narasi dengan tekanan pada pemakaian deskripsi dan dialog. Kita akan membaca bersama-sama “Kejarlah Daku Kau Kutangkap.”

Pekerjaan rumah: Bacalah “Kejarlah Daku Kau Kusekolahkan” karya Alfian Hamzah dan bikin satu lembar deskripsi. Caranya, bikin wawancara dan pengamatan dengan satu orang. Lalu gunakan materi tersebut untuk membuat suatu gambaran tentang orang itu dengan deskripsi relevan. Kalau bisa usahakan memasukkan emosi a.l. lucu, sedih.

HARI KETIGA
SESI 10:00-12:00
Diskusi soal “Hiroshima” karya John Hersey. Ini sebuah karya klasik, dimuat majalah The New Yorker pada Agustus 1946, yang pernah dipilih sebuah panel wartawan dan akademisi Universitas Columbia sebagai naskah terbaik jurnalisme Amerika pada abad XX.

Bacaan: “Hiroshima” oleh John Hersey; “Menyusuri Jejak John ‘Hiroshima’ Hersey”
oleh Bimo Nugroho bisa dibaca dalam www.pantau.or.id/news.detail.php?id=208

SESI 13:00-15:00
Diskusi pekerjaan rumah soal deskripsi. Kita akan membaca pekerjaan rumah masing-masing. Tolong pekerjaan rumah difotokopi sesuai jumlah peserta.

Pekerjaan rumah: Bacalah “Republik Indonesia Kilometer Nol” karya Andreas Harsono dan buatlah sebuah narasi pendek, satu halaman, dengan gaya orang pertama ("saya" atau “aku” atau “kita”) untuk menggambarkan sebuah ide dengan adegan. Referensi buku biasanya membantu argumentasi sebuah ide.

HARI KEEMPAT
SESI 10:00-12:00
Diskusi soal struktur karangan dengan melihat “Republik Indonesia Kilometer Nol” serta makna bahasa Melayu dalam bangunan sosial Indonesia. Soal feature, penciptaan adegan, penggunaan dialog juga akan dibahas.

SESI 13:00-15:00
Diskusi pekerjaan rumah. Kita akan membaca pekerjaan rumah satu demi satu.

Pekerjaan rumah: Buatlah sebuah feature maksimal 800 kata tentang suatu isu yang Anda geluti. Cari karakter yang bisa mengantar cerita ini. Bacalah “Semangkin Dikangeni: Pocapan Umar Kayak dalam KR” oleh Jennifer Lindsay

HARI KELIMA
SESI 10:00-12:00
Diskusi soal bahasa dan bangsa serta bagaimana melihat isu itu dalam kepenulisan di Jakarta.

Bacaan: “Semangkin Dikangeni: Pocapan Umar Kayak dalam KR” oleh Jennifer Lindsay

SESI 13:00-15:00
Warna sari, tanya jawab. Penutupan.

Instruktur Andreas Harsono, seorang wartawan Jakarta, pernah bekerja di harian The Jakarta Post (1993-1994) serta The Nation di Bangkok (1995-2003). Ia menang beberapa penghargaan internasional antara lain The Correspondent of the Year dari The American Reporter pada 1997. Pada 1999, ia mendapatkan Nieman Fellowship dari Universitas Harvard dan belajar jurnalisme bersama Bill Kovach. Jakarta pada 2000, ia menyunting majalah bulanan Pantau hingga tutup Februari 2004. Bersama Budi Setiyono, ia menjadi editor buku Jurnalisme Sastrawi: Antologi Liputan Mendalam dan Memikat (2005).

Ia ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen (1994), Institut Studi Arus Informasi (1995), Komunitas Utan Kayu (1996) dan Southeast Asia Press Alliance (1998). Kini ia sedang menyelesaikan buku From Sabang to Merauke: Debunking the Myth of Indonesian Nationalism sebagai sebuah political travelogue.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.